Friday, 28 March 2014

Catatan Kecil dari Sang Pelupa

Mengingat sesuatu yang seharusnya tidak lagi di ingat itu kadang bikin Nyesek, Tapi kalo ingatan itu Muncul saat dimana kita sudah berusaha tuk lupa #NahLoo Mau bilang apa?Padahal tidak lagi buat apa"... Ehh tiba" terbangun dari tidur dan Ingatannya langsung kesana... Ini si tidak sengaja namanya...

Kembali bernostalgia dengan ingatan" yang sudah bertahun" sengaja tersimpan di bawa tempat tidur, dengan tulisan" yang masih terang sama seperti tulisan tepat seminggu yang lalu...
Tulisan" itu masih tersusun rapi, akan tetapi sudah ada bagian" yang sudah kusam dan rusak dimakan oleh waktu... Mungkin itu karena sudah terlalu lama, dan saya pun tidak perna menyapanya lagi...
Malam ini mungkin saya harus membuat secangkir kopi tanpa gula, biar bisa memperbaiki bagian-bagian yang telah hilang itu... Tanpa harus membuat ingatan yang baru lagi, atau merubah yang sudah ada...

Tidak sadar klo ternyata catatan" kecil masa lalu kita, bisa juga membuat saya tersenyum bahagia saat ini... Hahaha padahal itu baru sebagian kecil...
Maklum kan saya orangnya pelupa, jadi setiap detik kenangan yang saya rasa perlu saya ingat mungkin wajib untuk saya catat dan coret" di balik pintu kamar dinding tembok dll. Meskipun saya sendiri percaya jika tentang kita itu, sesuatu yang dengan sengaja ingin saya hilangkan tapi mengapa dia tetap awet di ingatan.

Berbicara soal kenangan, mungkin sebagian orang yang saya temui saat ini beranggapan klo hidup saya biasa" saja, Tanpa kenangan pahit, Datar tanpa kerikil" tajam yg menghadang di depan ataupun yang sudah saya lalui dibelakang, Padahal mereka tidak pernah tau jika saat ini saya sedang berjalan di jalanan berlubang dipenuhi dan dipenuhi sisa sisa pecahan kaca dari masa lalu.
Saya berusaha tuk mengumpulkan puing demi puing catatan catatan kusam itu kedalam suatu bingkai dengan kaca yang bersih transparan agar tulisan tulisan tentang kamu itu bisa selalu dengan jelas dapat terbaca, tanpa harus takut rusak.
Memperhatikanmu dalam diam menatapmu dari kejauhan menyapa mu dalam doa seperti itu cara ku mencitaimu. Rindu memang keparat. Aku dipaksa bertahan dari sakit jiwa akibat mencitaimu dalam diam.

Terima kasih untuk hari yang indah.
Salam jauh dari hati yang terdalam.
@Ughie_vex











Thursday, 6 March 2014

Keindahan Sakura yang Tumbuh Liar di Kota Waingapu

Bagi pecinta keindahan sakura, tidak perlu jauh-jauh terbang ke Jepang. Di dalam negeri pun, tepatnya di Pulau Sumba, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, bisa ditemukan keindahan mekarnya buah cherry, sakura.

Keindahan sakura membuat sejumlah warga Indonesia yang pernah tinggal di Jepang, sengaja membawa bibit sakura untuk ditanam di Indonesia, seperti di Bali dan di Kebun Raya Cibodas. Namun, kenyataannya, sakura dapat dengan mudah ditemui karena tumbuh dimana saja.
Sakura di Pulau Sumba tumbuh secara liar di pinggir jalan-jalan di luar kota. Meskipun berada di daerah kering, pohon sakura ini tetap menebarkan aroma wangi seperti sakura yang ada di Jepang yang tumbuh di kawasan dingin.
Sakura di Sumba berbunga pada bulan Oktober, dan akan bertahan hingga bulan November, kemudian gugur. Ketika pohon bunga sakura gugur, warga yang tengah membangun rumah, memanfaatkan batang pohon sakura untuk dijadikan tiang. Warga juga senang memetik bunga sakura untuk dibawa ke rumah karena menebar harum. Warga senang mengambil bibit bunga sakura untuk dikembangbiakkan di lahan mereka.

Tuesday, 14 January 2014

VEX my Inspiration


Sunday, 11 August 2013

Sekilas tentang Bandar Udara Umbu Mehang Kunda - Waingapu

15 Juni 2013 Saya mulai tiba di tempat ini, dan memulai perjalanan baru saya bukan sebagai wisatawan tapi sebagai seorang yang tidak tau entah sampai kapan harus berada di tempat ini, untuk sebuah tugas. Untuk saat ini saya bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang transportasi di negara kita tercinta ini, perusahan ini sangat besar dan bisa di katakan sebagai perusahaan swasta terbesar di indonesia saat ini untuk di bidang transportasi khususnya transportasi udara. Ya karena saya bekerja di perusahaan penerbangan dan saat ini mendapat tugas di wilayah waingapu ini, maklum tempat saya ini mempunyai kantor hampir di semua pelosok negeri ini jadi sudah menjadi resiko jika harus keliling indonesia hahahaha

Berikut saya tampilkan sekilas gambar untuk bandara tempat saya saat ini:

Saturday, 10 August 2013

Cerita Saya, Sekolah dan Rokok

Saya punya cerita menarik tentang diri Saya (@Ughie_vex),  Ibu Saya,  dan Adik adik saya (saya punya dua orang adik). Yaa sebagai anak paling tua di keluarga ini, mungkin wajar saja kalo ibu selalu memberikan kepercayaan penuh kepada saya tentang semua kegiatan saya mulai dari aktifitas sekolah sampai keseharian saya, yang mana mulai saya tamat SD sampai saat ini. Ibu selalu menghargai keputusan saya, ya mungkin karena saya adalah anak laki laki,  dan sangat beda sama adik perempuan saya (sedikit ada deskriminasi memang) tapi ibu juga kayaknya memberi kepercayaan itu tidak asal asalan kok,  dia punya alasan yang kuat,  trus dari track record saya juga bagus (mudah"an tulisannya benar). Tidak terlalu sering mengecewakan dia, heheheh walaupun itu pernah. Mulai dari tamat SD tahun 2003 trus lanjut ke Jenjang SMP tahun 2003-2006 saya mulai belajar mandiri, mulai dari urusan masuk SMP sampai lulus alhamdulillah bisa saya selesaikan sendiri,  hehehee kecuali masalah biaya,  saya masih minta sama ibu,  maklum walaupun mandiri tapi agak sedikit manja... selama di SMP ini saya,  memang bukan tergolong sebagai siswa berprestasi,  tapi meskipun begitu,  saya juga tidak begitu memalukan lah krn selama SMP saya selalu ada di dalam urutan 5 besar (bukan maksud untuk sedikit sombong ),  cmn sedikit bernostalgia pada masa masa itu.

Selama berada di SMP itu,  satu peristiwa yang sedikit membuat ibu kecewa pada saya, ahahahaha ya sebenarnya masuk dalam kategori kenakalan remaja pada saat itu, gimana tidak pada saat itu ku tau usiaku baru sekitar 15 tahun kira kira kelas 3 SMP,  saya kedapatan oleh seorang guru sedang menghisap rokok pada saat  jam istirahat siang sedang berlangsung,  behh bukan main takutnya saya padahal baru kali itu menghisap rokok,  itupun cuman sekedar mau tau tapi sudah kena razia...  hahahanah coba bayangkan jika teman teman berada di posisi saya ini.?  Apa coba yang teman teman mau katakan ke orang tua kamu supaya bisa hadir di sekolah keesokan harinya.? Klo yang sudah biasa berurusan sama guru BP itu mah biasa,  tapi klo kayak saya ini.  Matilaahh saya.

Sesampainya di rumah saya cuman bilang "Bu besok ada rapat di sekolah,  dan kali ini ibu harus hadir katanya" maklum,  ibu saya tidak pernah mau hadir rapat di sekolah klo tidak begitu penting katanya...  hahahaha. Keesokan harinya ibu saya datang ke sekolah, tapi dia heran dan kembali memanggil saya, "katanya ada rapat,  tapi kok sepi".  Hahahaa mampus lah saya, saya memberanikan diri untuk mengantar ibu saya keruang guru trus saya tinggal,  hahahah kalian tau respon ibu saya seperti apa "Behh sudah mulai dewasa anak saya ternyata, sudah mulai belajar ngisap rokok", yaa di sertai suara ejekan khas orang tua saya, meskipun di ejek tapi gak bakalan bikin sakit hati kok,  coz penuh dengan bumbu bumbu kocaknya.  Selamat deh saya, kirain sudah mau di sate ini...  hehehehe

Mungkin jika itu terjadi pada adik saya, tidak tau mungkin ceritanya beda lagi, tapi tidak mungkin lah sampai di sate kan..  tau sendiri pasti itu semua juga mereka lakukan untuk kebaikan kami...  hehehee

Yaa itulah kurang lebih sepenggal cerita saya dengan ibu saya selama SMP selain dari pada itu masih berjalan sesuai dengan apa yang ibu selalu harapkan, jadi anak yang mandiri dan berbakti. Yaa dialah ibu sumber inspirasi terbesar saya.

Monday, 20 May 2013

Gendong Aku Sampai Ajal-ku Tiba

                                                                                 
Buat sobat yang sedang online, baik pria maupun Wanita. Mari coba kita baca, renungkan dan resapi tulisan di bawah ini.

Suatu malam ketika aku kembali ke rumah, istriku menghidangkan makan malam untukku. Sambil memegang tangannya aku berkata, "Saya ingin mengatakan sesuatu kepadamu." Istriku lalu duduk di samping sambil menemaniku menikmati makan malam dengan tenang. Tiba-tiba aku tidak tahu harus memulai percakapan dari mana. Kata-kata rasanya berat keluar dari mulutku.

Aku ingin sebuah perceraian di antara kami, karena itu aku beranikan diriku. Nampaknya dia tidak terganggu sama sekali dengan pembicaraanku, dia malah balik bertanya kepadaku dengan tenang, "Mengapa?" Aku menolak menjawabnya, ini membuatnya sungguh marah kepadaku. Malam itu kami tidak saling bertegur sapa. Dia terus menangis dan menangis. Aku tahu bahwa dia ingin tahu alasan di balik keinginanku untuk bercerai.

Dengan sebuah rasa bersalah yang dalam, aku membuat sebuah pernyataan persetujuan untuk bercerai dan dia dapat memiliki rumah kami, mobil, dan 30% dari keuntungan perusahaan kami. Dia sungguh marah dan merobek kertas itu. Wanita yang telah menghabiskan 10 tahun hidupnya bersamaku itu telah menjadi orang yang asing di hatiku. Aku minta maaf kepadanya karena dia telah membuang waktunya 10 tahun bersamaku, untuk semua usaha dan energi yang diberikan kepadaku, tapi aku tidak dapat menarik kembali apa yang telah kukatakan kepada Jane, wanita simpananku, bahwa aku sungguh mencintainya. Istriku menangis lagi. Bagiku tangisannya sekarang tidak berarti apa-apa lagi. Keinginanku untuk bercerai telah bulat.

Hari berikutnya, ketika aku kembali ke rumah sedikit larut, kutemukan dia sedang menulis sesuatu di atas meja di ruang tidur kami. Aku tidak makan malam tapi langsung pergi tidur karena ngantuk yang tak tertahankan akibat rasa capai sesudah seharian bertemu dengan Jane. Ketika terbangun, kulihat dia masih duduk di samping meja itu sambil melanjutkan tulisannya. Aku tidak menghiraukannya dan kembali meneruskan tidurku.

Pagi harinya, dia menyerahkan syarat-syarat perceraian yang telah ditulisnya sejak semalam kepadaku. Dia tidak menginginkan sesuatupun dariku, tetapi hanya membutuhkan waktu sebulan sebelum perceraian. Dia memintaku dalam sebulan itu, kami berdua harus berjuang untuk hidup normal layaknya suami istri. Alasannya sangat sederhana. Putra kami akan menjalani ujian dalam bulan itu sehingga dia tidak ingin mengganggunya dengan rencana perceraian kami. Selain itu, dia juga meminta agar aku harus menggendongnya sambil mengenang kembali saat pesta pernikahan kami. Dia memintaku untuk menggendongnya selama sebulan itu dari kamar tidur sampai muka depan pintu setiap pagi.

Aku pikir dia sudah gila. Akan tetapi, biarlah kucoba untuk membuat hari-hari terakhir kami menjadi indah demi perceraian yang kuinginkan, aku pun menyetujui syarat-syarat yang dia berikan. Aku menceritakan kepada Jane tentang hal itu. Jane tertawa terbahak-bahak mendengarnya. "Terserah saja apa yang menjadi tuntutannya tapi yang pasti dia akan menghadapi perceraian yang telah kita rencanakan," kata Jane.

Ada rasa kaku saat menggendongnya untuk pertama kali, karena kami memang tak pernah lagi melakukan hubungan suami istri belakangan ini. Putra kami melihatnya dan bertepuk tangan di belakang kami. "Wow, papa sedang menggendong mama." Sambil memelukku dengan erat, istriku berkata, "Jangan beritahukan perceraian ini kepada putra kita." Aku menurunkannya di depan pintu. Dia lalu pergi ke depan rumah untuk menunggu bus yang akan membawanya ke tempat kerjanya, sedangkan aku mengendarai mobil sendirian ke kantorku.

Pada hari kedua, kami berdua melakukannya dengan lebih mudah. Dia merapat melekat erat di dadaku. Aku dapat mencium dan merasakan keharuman tubuhnya. Aku menyadari bahwa aku tidak memperhatikan wanita ini dengan seksama untuk waktu yang agak lama. Aku menyadari bahwa dia tidak muda seperti dulu lagi, ada bintik-bintik kecil di wajahnya, rambutnya pun sudah mulai beruban. Namun entah kenapa, hal itu membuatku mengingat bagaimana pernikahan kami dulu.

Pada hari keempat, ketika aku menggendongnya, aku mulai merasakan kedekatan. Inilah wanita yang telah memberi dan mengorbankan 10 tahun kehidupannya untukku. Pada hari keenam dan ketujuh, aku mulai menyadari bahwa kedekatan kami sebagai suami istri mulai tumbuh kembali di hatiku. Aku tentu tidak mengatakan perasaan ini kepada Jane.

Suatu hari, aku memperhatikan dia sedang memilih pakaian yang hendak dia kenakan. Dia mencoba beberapa darinya tapi tidak menemukan satu pun yang cocok untuknya. Dia sedikit mengeluh, "Semua pakaianku terasa terlalu besar untuk tubuhku sekarang." Aku mulai menyadari bahwa dia semakin kurus dan itulah sebabnya kenapa aku dapat dengan mudah menggendongnya. Aku menyadari bahwa dia telah memendam banyak luka dan kepahitan hidup di hatinya. Aku lalu mengulurkan tanganku dan menyentuh kepalanya.

Tiba-tiba putra kami muncul dan berkata," Papa, sekarang saatnya untuk menggendong dan membawa mama." Bagi putraku, melihatku menggendong dan membawa mamanya menjadi peristiwa yang penting dalam hidupnya. Istriku mendekati putra kami dan memeluk erat tubuhnya penuh keharuan. Aku memalingkan wajahku dari peristiwa yang bisa mempengaruhi dan mengubah keputusanku untuk bercerai.

Aku lalu mengangkatnya dengan kedua tanganku, berjalan dari kamar tidur kami, melalui ruang santai sampai ke pintu depan. Tangannya melingkar erat di leherku dengan lembut dan sangat romantis layaknya suami istri yang harmonis. Aku pun memeluk erat tubuhnya, seperti momen hari pernikahan kami 10 tahun yang lalu. Akan tetapi tubuhnya yang sekarang ringan membuatku sedih.

Pada hari terakhir, aku menggendongnya dengan kedua lenganku. Aku susah bergerak meski cuma selangkah ke depan. Putra kami telah pergi ke sekolah. Aku memeluknya erat sambil berkata, "Aku tidak pernah memperhatikan selama ini hidup pernikahan kita telah kehilangan keintiman satu dengan yang lain."

Aku mengendarai sendiri kendaraan ke kantorku, mampir ke tempat Jane. Melompat keluar dari mobilku tanpa mengunci pintunya. Begitu cepatnya karena aku takut jangan sampai ada sesuatu yang membuatku mengubah pikiranku. Aku naik ke lantai atas. Jane membuka pintu dan aku langsung berkata padanya. "Maaf Jane, aku tidak ingin menceraikan istriku."

Jane memandangku penuh tanda tanya bercampur keheranan dan kemudian menyentuh dahiku dengan jarinya. Aku mengelak dan berkata, "Maaf Jane, aku tidak akan bercerai. Hidup perkawinanku terasa membosankan karena dia dan aku tidak memaknai setiap momen kehidupan kami, bukan karena kami tidak saling mencintai satu sama lain. Sekarang aku menyadari sejak aku menggendongnya sebagai syaratnya itu, aku ingin terus menggendongnya sampai hari kematian kami."

Jane sangat kaget mendengar jawabanku. Dia menamparku dan kemudian membanting pintu dengan keras. Aku tidak menghiraukannya. Aku menuruni tangga dan mengendarai mobilku pergi menjauhinya. Aku singgah di sebuah toko bunga di sepanjang jalan itu, aku memesan bunga untuk istriku. Gadis penjual bunga bertanya apa yang harus kutulis di kartunya. Aku tersenyum dan menulis, "Aku akan menggendongmu setiap pagi sampai kematian menjemput."

Petang hari ketika aku tiba di rumah, dengan bunga di tanganku, sebuah senyum menghias wajahku. Aku berlari hanya untuk bertemu dengan istriku dan menyerahkan bunga itu sambil merangkulnya untuk memulai sesuatu yang baru dalam perkawinan kami. Tapi apa yang kutemukan? Istriku telah meninggal di atas tempat tidur yang telah kami tempati bersama 10 tahun pernikahan kami.

Aku baru tahu kalau istriku selama ini berjuang melawan kanker ganas yang telah menyerangnya berbulan-bulan tanpa pengetahuanku karena kesibukanku menjalin hubungan asmara dengan Jane. Istriku tahu bahwa dia akan meninggal dalam waktu yang relatif singkat. Meskipun begitu, dia ingin menyelamatkanku dari pandangan negatif yang mungkin lahir dari putra kami karena aku menginginkan perceraian, karena reaksi kebodohanku sebagai seorang suami dan ayah, untuk menceraikan wanita yang telah berkorban selama sepuluh tahun yang mempertahankan pernikahan kami dan demi putra kami.

Betapa berharganya sebuah pernikahan saat kita bisa melihat atau mengingat apa yang membuatnya berharga. Ingat ketika dulu perjuangan yang harus dilakukan, ingat tentang kejadian-kejadian yang telah terjadi di antara kalian, ingat juga tentang janji pernikahan yang telah dikatakan. Semuanya itu harusnya hanya berakhir saat maut memisahkan.

Sekecil apapun dari peristiwa atau hal dalam hidup sangat mempengaruhi hubungan kita. Itu bukan tergantung pada uang di bank, mobil atau kekayaan apapun namanya. Semuanya ini bisa menciptakan peluang untuk menggapai kebahagiaan tapi sangat pasti bahwa mereka tidak bisa memberikan kebahagiaan itu dari diri mereka sendiri. Suami-istrilah yang harus saling memberi demi kebahagiaan itu.

Karena itu, selalu dan selamanya jadilah teman bagi pasanganmu dan buatlah hal-hal yang kecil untuknya yang dapat membangun dan memperkuat hubungan dan keakraban di dalam hidup perkawinanmu. Milikilah sebuah perkawinan yang bahagia. Kamu pasti bisa mendapatkannya.

~ 0 ~

Semoga kita bisa mengambil manfaat dari status ini. Amin.. ;).

Dan jika status ini bermanfaat bagi sobat. Mohon LIKE & SHARE status ini. Makasih.. ;)

BEDA BOS DAN KACUNG


                                                                               
Menurut sobat yang lagi online saat ini, ini dia bedanya BOS & KACUNG (ANAK BUAH)..

Pasal 1 : Boss selalu benar. ;-D"
Pasal 2 : Jika Boss melakukan kesalahan, kembali baca pasal 1. ;-DD"

—————————————————————

• "Bila Boss tetap pada pendapatnya itu berarti beliau konsisten."
• "Bila Anak buah tetap pada pendapatnya itu berarti dia keras kepala."

• "Bila Boss berubah-ubah pendapat itu berarti beliau fleksibel."
• "Bila Anak buah berubah-ubah pendapat itu berarti dia plin-plan."

• "Bila Boss bekerja lambat itu berarti beliau teliti."
• "Bila Anak buah bekerja lambat itu berarti dia tidak "perform".

• "Bila Boss bekerja cepat itu berarti beliau "smart".
• "Bila Anak buah bekerja cepat itu berarti dia terburu-buru."

• "Bila Boss lambat memutuskan itu berarti beliau hati-hati."
• "Bila Anak buah lambat memutuskan itu berarti dia "telmi".

• "Bila Boss cepat mengambil keputusan itu berarti beliau berani ambil resiko."
• "Bila Anak buah cepat mengambil keputusan itu berarti dia gegabah."

• "Bila Boss mem-by-pass prosedur berarti beliau proaktif-inovatif."
• "Bila Anak buah mem-by-pass prosedur berarti dia melanggar aturan."

• Bila Boss menyatakan "Mudah" itu berarti beliau optimis."
• Bila Anak buah menyatakan "Mudah" itu berarti dia meremehkan masalah."

• Bila Boss sering keluar kantor itu berarti beliau rajin ke customer."
• Bila Anak buah sering keluar kantor itu berarti dia sering kelayapan."

• Bila Boss sering entertain itu berarti beliau rajin melobby customer."
• Bila Anak buah sering entertain itu berarti dia menghamburkan anggaran."

• Bila Boss men-service atasan itu berarti beliau melobby."
• Bila Anak buah men-service atasan itu berarti dia menjilat."

• "Bila Boss sering tidak masuk itu berarti beliau kecapaian karena kerja keras."
• "Bila Anak buah sering tidak masuk itu berarti dia pemalas."

• "Bila Boss membuat tulisan seperti ini itu berarti beliau humoris."
• "Bila Anak buah membuat tulisan seperti ini itu berarti dia frustasi."

HaHaHa... Chemuuunggguuuttt....!!!­ ;-))"

ADA LAGI YANG MO NAMBAHIN??

Jangan lupa di SHARE ya sobat....